Ketika aku menjadi seorang guru
Mungkin hanya ada rasa lelah, senang, puas dan bangga saat aku membayangkan menjadi seorang guru. Tapi tak pernah sedikitpun ku berpikir atau pun berkhayal untuk menjadi seorang guru.
Ketika masih berstatuskan seorang pelajar pun, aku masih menganggap bahwa seorang guru hanyalah seorang yang menyebalkan karena tugas-tugasnya, tetapi menyenangkan karena keramahannya.Jika Ketika aku menjadi seorang guru, ada rasa bangga yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, saat anak didik kita bisa melakukan sesuatu yang berguna. Kebanggaan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Kadang hanya bahasa air mata yang dapat berbicara.
Mungkin, seperti itulah kiranya yang dialami seorang guru. Aku teringat akan guru-guru SMA ku, mereka yang tak pernah marah, ramah, selalu ada untuk murid-murid mereka. Aku selalu teringat akan seorang guru yang selalu ditinggalkan murid-muridnya ketika mengajar, menyupahinya, dan terkadang dia tidak dihiraukan. Aku sering bertanya dalam hatiku, apakah mereka pernah berpikir, guru itu berangkat pagi-pagi sekali dari rumahnya yang jauh hanya untuk mengajar mereka, walaupun terkadang beliau membosankan? apakah mereka pernah berpikir tentang perasaannya yang sakit hati ataupun sedih? padahal berkat beliau lah nilai diraport mereka tidak ada nilai yang merah, tidak pernah mengeluh saat mereka terlambat mengerjakan tugas.
Dalam perannya sebagai guru. Beliau dan guru-guru lainnya, sekecil apapun peran dan kemampuan mereka dalam mendidik anak-anak bangsa, pasti ada pengaruhnya bagi perkembangan jiwa dan fikiran anak-anak di masa yang akan datang. Guru adalah peletak pondasi utama dalam pembentukan karakter dan kejiwaan anak didik. Menjadi guru saat sekarang ini memang tak mudah. Sungguh tak mudah.
Apa begitu sulitnya menjadi seorang guru? Sehingga akupun tak pernah bisa menjelaskan apa makna seorang guru? Guru memang gudangnya ilmu, maka aku takut menjadi seorang guru, saat muridku bertanya dan aku tidak bisa menjawabnya.
Menjadi guru itu menyenangkan, walau tidak mudah. Saat aku menjadi guru, Betapa mulianya menjadi seorang guru. Bukan sekedar lip service, tapi memang begitulah aku memahaminya. Bagiku, menjadi seorang guru tidak hanya sekedar berdidri didepan kelas, menerangkan pelajaran, dan mentransfer ilmu. Kalau kita membuka mata lebar-lebar, profesi sebagai guru jauh melampaui itu semua. Bahkan seorang guru yang professional dapat merubah bangsa ini secara keseluruhan.
Andai aku seorang guru, hal ini jelas bukan suatu hal yang mudah bagiku. Aku harus melatih kesabaranku, bukan kesabaran biasa, tapi kesabaran tingkat tinggi. Kesabaran adalah hal yang paling penting dan mutlak dimiliki oleh seorang guru. Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang resikonya tinggi. “Guru adalah mereka yang menjadikan dirinya jembatan para murid diundang untuk menyebranginya. Setelah semua menyebrang, dengan senang hati mereka mengundurkan diri Dan mendorong para murid untuk menciptakan,jembatannyasendiri”(NicozKazanjakist).
Jika AKU adalah seorang GURU,aku adalah Socrates yang akan membantu para murid,
menemukanide-idenya,melaluipertanyaan-pertanyaan.
Nama : Fitri R. N. I
Kelas : XI. Exact 2
Sabtu, 22 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar